Gibsit merupakan mineral aluminium
hidroksida dari kelompok oksida dan hidroksida, dengan rumus molekul Al(OH)3.
Gibsit ini merupakan komponen utama bauksit dan tanah. Dalam bentuk alaminya
biasanya juga terkandung Fe, Si, Ca dan Mg (Palache et al, 1944). Gibsit juga
ditemukan sebagai mineral sintetik murni sebagai alumina trihidrat yang
merupakan produk dari pemurnian bauksit secara kimiawi.
Gibsit biasanya berwarna putih namun
jika ada pengotor misalnya besi dapat menyebabkan perubahan warna menjadi merah
kekuning-kuningan. Polimorf dari gibsit adalah bayerit dan nordstandit.
Perbedaan antara gibsit dengan polimorfnya yaitu pola layernya. Gibsit memiliki
pola ABBA, bayerit polanya ABAB dan nordstandit merupakan fase intermediet
antara gibsit dan bayerit (ABBAABAB) (Goldberg et al, 1996).
Struktur gibsit tersusun dari
lembaran-lembaran oktahedral aluminium hidroksida. Setiap layer terdiri dari
OH- yang tersusun secara oktahedral yang berkoordinasi dengan kation Al3+.
Setiap ion Al3+ berkoordinasi dengan 6 ion OH- dan setiap ion OH- digunakan
bersama oleh dua Al3+.
Gambar 2.1 Struktur oktahedral gibsit
Gibsit memiliki specific surface areas antara rentang 26 sampai 50,5 m2/g.
Adsopsi pada gibsit hanya terjadi pada permukaannya, oleh karena itu persentase
spesific surface area
direpresentasikan oleh permukaan tepi (Alexander, 1998).
Absorbsi anion oleh gibsit terjadi pada
permukaan gibsit melalui reaksi di bawah ini:
Dimana X adalah anion trivalen atau
anion singlevalen (Goldberg et al 1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar